Halaman
Bab XIII Ketenagakerjaan
177
BAB
XIII
KETENAGAKERJAAN
PETA KONSEP
Bekerja sebagai apakah ayah atau ibu kalian? Jawaban kalian bisa berbeda satu sama lain
karena pekerjaan orangtua kalian berbeda-beda. Ada yang ayah ibunya bekeja semua semua.
Ayah sebagai pegawai negeri di salah satu instansi pemerintah, ibu bekjerja sebagai guru.
Ada keluarga di mana sang ayah bekerja di sebuah pabrik pupuk , sementara ibu di rumah
sebagai ibu rumah tangga, dan semua anaknya masih sekolah. Tetapi ada yang salah seorang
anaknya sudah lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan. Dalam ilmu ekonomi, sang ayah
atau ibu yang bekerja dan sang anak yang sedang mencari pekerjaan disebut angkatan kerja.
Sementara sang ibu yang di rumah sebagai ibu rumah tangga dan anak-anaknya yang masih
sekolah disebut bukan angkatan kerja. Apa bedanya dengan tenaga kerja? Bagaimana dengan
orang-orang yang berada di penjara, orang gila, dan sebagainya? Termasuk tenaga kerjakah
mereka? Kita akan menjawabnya pada uraian berikut ini.
Lewat bab ini kalian akan diajak membicarakan pengertian tenaga kerja,
angkatan kerja, dan pengangguran. Dengan demikian kalian diharapkan mampu
mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai
sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya
penanggulangannya.
Kata Kunci
Tenaga kerja, Angkatan kerja, Pengangguran
ANGKATAN KERJA
TENAGA KERJA
PERMASALAHAN-
NYA
PERMASALAHAN-
NYA
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
178
A. TENAGA KERJA : SUMBER DAYA PRODUKTIF
Tahukah kalian betapa pentingnya peran orangtuamu sebagai tenaga kerja di sebuah
pabrik, perusahaan, di bengkel, atau di mana pun? Yang jelas, apapun yang dikerjakan oleh
orangtua kalian, hal itu amatlah penting bagi kehidupan perekonomian di daerah sekitarmu.
Orangtuamu itulah tenaga kerja manusia. Tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi
yang istimewa.
Perhatikan gambar di bawah ini. Tenaga kerja manusia merupakan salah satu sumber
daya produktif. Artinya sumber daya yang merupakan syarat pokok berlangsungnya proses
produksi. Tenaga kerja manusia dikatakan istimewa karena mampu mengendalikan dua
sumber daya yang lain yakni sumber daya alam dan modal.
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER DAYA
ALAM
SUMBER DAYA
MODAL
PROSES
HASIL PRODUKSI
Gambar 13.1. Keberadaan sumber daya menjamin kelancaran proses produksi
Gambar 13.2. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling penting dalam
proses produksi (Sumber : John Pilger, ”The New Rulers of the World”)
Jumlah dan kualitas tenaga kerja akan turut menentukan jumlah dan kualitas hasil
produksi. Kualitas tenaga kerja banyak ditentukan oleh pendidikan, latihan, kondisi
fi
sik ,
dan sikap mental.
1. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan memberikan sumbangan yang sangat penting dalam peningkatan
kemampuan tenaga kerja manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Pendidikan umumnya diperoleh dari pendidikan
Bab XIII Ketenagakerjaan
179
formal. Sementara itu latihan lebih menekankan kepada keterampilan-keterampilan teknis
yang siap pakai, misalnya keterampilan menjahit, keterampilan membengkel, ketrampilan
pertukangan dan lain-lain. Pelatihan banyak diselenggarakan oleh lembaga-lembaga
pendidikan keterampilan baik swasta maupun pemerintah.
2. Kondisi Fisik
Kondisi
fi
sik tenaga kerja merupakan bagian penting dari kualitas tenaga kerja. Tenaga
kerja hanya akan bekerja dengan baik jika
fi
siknya sehat. Kondisi ini sangat tergantung
pada lingkungan kerja, balas jasa, dan fasilitas kesehatan yang disediakan oleh perusahaan.
Lingkungan kerja yang kotor dan tidak adanya fasilitas kesehatan akan menyebabkan tenaga
kerja mudah mengalami gangguan . Demikian juga dengan tingkat upah yang terlalu rendah
akan menyebabkan rendahnya gizi makanan yang dikonsumsi.
Gambar 13.3. Tenaga kerja dengan kondisi
fi
sik dan mental yang prima
akan meningkatkan kinerja dan hasil kerja.
3. Sikap Mental
Yang termasuk sikap mental tenaga kerja misalnya jujur, rajin, ulet, bisa dipercaya
dan mempercayai, bertanggung jawab, berinisiatif, kreatif, komunikatif, dan sebagainya.
Berdasarkan pengalaman, dunia usaha lebih mementingkan sikap-sikap semacam ini
ketimbang rata-rata nilai atau indeks prestasi yang tinggi, asal sekolah, atau jurusan.
Tugas 13.1
Cobalah kalian dalam kelompok berdua-dua mewawancarai pemilik suatu usaha, besar
dan kecil, yang ada di sekitarmu. Tanyakan kepada mereka hal-hal apa saja yang paling
penting dipertimbangkan untuk menerima karyawan atau pegawai. Apakah rata-rata nilai
atau hal-hal yang berhubungan dengan prestasi di sekolah, ataukah sikap mental yang
baik. Mana di antara keduanya yang dinomorsatukan? Mengapa? Selanjutnya diskusikan
di kelas dan laporkan hasilnya dalam pleno.
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
180
B. TENAGA KERJA DAN ANG KATAN KERJA
Dalam masyarakat di sekitar kita, kalian dapat melihat ada orang yang bekerja atau
memiliki pekerjaan, ada yang masih sekolah seperti kalian, ada yang masih sibuk mencari
pekerjaan. Yang terakhir ini bisa terjadi karena baru saja di PHK maupun karena baru saja
lulus sekolah atau kuliah. Di samping itu kalian juga melihat ada orang-orang lanjut usia
yang sudah berhenti bekerja atau sudah pensiun. Kebanyakan di antara mereka sudah
tidak mempunyai kegiatan apa-apa lagi yang dapat mendatangkan penghasilan. Namun
ada pula yang masih bekerja keras demi sesuap nasi bagi anak dan cucunya. Di dalam ilmu
ekonomi terdapat berbagai istilah untuk membedakan status atau sebutan bagi mereka dari
kacamata kependudukan. Ada istilah tenaga kerja di samping angkatan kerja. Keduanya perlu
dibedakan. Di samping angkatan kerja, ada juga istilah ”bukan angkatan kerja”, penganggur
atau mereka yang sedang mencari pekerjaan. Agar lebih jelas perhatikan bagan berikut ini.
PENDUDUK
(Total Population)
Penduduk dalam Usia
Kerja(tenaga kerja)
Penduduk di luar
Usia
Di bawah Usia
Kerja
Di atas Usia Kerja
Angkatan Kerja
Bukan Angkatan
Kerja
Sekolah
Ibu Rumah Tangga
Lain-lain
Bekerja
Bekerja Penuh
Mencari Pekerjaan/
mengangur
Setengah meng-
anggur
Bagan 13.1.
Penduduk dan tenaga kerja (Sumber : T. Gilarso, 2003 : 96)
Bab XIII Ketenagakerjaan
181
1. Tenaga kerja
Dari bagan di atas kita dapat belajar bahwa keseluruhan penduduk (total population)
dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni ”Penduduk dalam Usia Kerja” atau tenaga kerja
(manpower) dan ”Penduduk di luar Usia Kerja”.
“Penduduk dalam Usia Kerja” atau tenaga kerja adalah komponen penduduk yang
mampu bekerja. Komponen ini dibedakan menjadi dua kelompok yakni ”angkatan kerja”
dan ”bukan angkatan kerja”.
Gambar 13.4. Ribuan pencari kerja antre untuk dapat masuk Pameran Bursa Kerja Nasional yang
diselenggarakan Depnakertrans di Arena Pekan Raya Jakarta (Sumber : Kompas 28/5/2004)
Di Indonesia berlaku batasan untuk tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15
tahun atau lebih dan tanpa batas atas. Angka 15 tahun untuk mendekati kenyataan bahwa
pada usia ini sudah banyak bagian penduduk yang bekerja. Kita juga tidak mengenal batas
atas. Alasannya, karena pada usia lanjut masih banyak penduduk yang masih harus bekerja
untuk mempertahankan hidupnya.
2. Angkatan Kerja
Kelompok tenaga kerja yang bekerja bersama orang-orang yang sedang mencari
pekerjaan disebut dengan Angkatan Kerja. Sedangkan tenaga kerja yang tidak bekerja dan
tidak mencari pekerjaan disebut dengan “Bukan Angkatan Kerja”. Yang tidak termasuk
dalam Bukan Angkatan Kerja dapat digolongkan dalam tiga bagian yaitu : (1) kaum ibu
yang biasanya mengurusi rumah tangga, (2) yang sedang bersekolah, dan (3) golongan
lain-lain.
Yang bisa dimasukkan dalam golongan lain-lain adalah mereka yang memiliki
pendapatan tetapi tidak melakukan kegiatan ekonomi. Misalnya pensiunan dan penderita
cacat yang hidupnya tergantung pada orang lain. Kelompok bukan angkatan kerja ini
sewaktu-waktu dapat masuk ke pasar kerja untuk menjadi kekuatan penawaran tenaga kerja,
misalnya mereka yang putus sekolah maupun yang lulus sekolah kemudian segera mencari
kerja.
Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
Jumlah tenaga kerja Indonesia terus meningkat tahun demi tahun. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) dari berbagai penerbitan, jumlah tenaga kerja Indonesia tahun 1997 baru
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
182
mencapai 135.070.350 orang. Sedangkan pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 168.900.000
orang. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan jumlah tenaga kerja Indonesia cukup besar.
Kelompok tenaga kerja yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan (=menganggur)
sering disebut dengan angkatan kerja. Kelompok ini benar-benar aktif bekerja maupun aktif
mencari pekerjaan.
Angkatan Kerja = Bekerja + Menganggur
Jumlah angkatan kerja inilah jumlah dari komponen penduduk yang butuh lapangan
pekerjaan. Jumlah mereka terus meningkat, pada tahun 2003 jumlahnya hampir mencapai
100,32 juta dan tahun 2006 diperkirakan mencapai 106,02 juta.
Tugas 13.2
Cobalah dalam kelompok kalian mencari data statistik tentang jumlah angkatan kerja di
Indonesia atau di daerahmu (kabupaten, kota, propinsi) masing-masing dari tahun 2001
dan seterusnya. Tuliskan dalam buku catatanmu
C. MASALAH-MASALAH KETENAGAKERJAAN
Masalah-masalah ketenagakerjaan sebenarnya bukan hal yang sulit kita temukan. Kita
bisa mulai dengan melihat lingkungan di sekitar kita. Misalnya penduduk satu RT (Rukun
Tetangga) dengan kita.
Secara umum kita akan mengetahui bahwa masih banyak orang yang menganggur di
sekitar kita. Masih ada orang yang bekerja tidak sesuai dengan keahliannya. Masih ada orang
yang tidak menggunakan waktu kerjanya secara penuh karena kurang permintaan terhadap
tenaga kerjanya. Ada orang yang bekerja dengan tingkat upah yang tidak layak, orang yang
tidak memiliki jaminan hari tua, dan masih ada hak-hak pekerja yang tidak diberikan dalam
hubungan kerja. Kita akan membahas beberapa permasalahan tersebut secara khusus.
1. Pengangguran
Dalam kehidupan sehari-hari istilah penganggur sering dilawankan dengan istilah
bekerja. Maka untuk memperoleh pemahaman makna penganggur kita dapat berangkat
dari makna kata bekerja. Menurut sensus penduduk tahun 2000, bekerja adalah orang yang
melakukan kegiatan untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan minimal satu jam
dalam satu minggu sebelum pencacahan. Dari sini kita dapat membuat batasan bahwa orang
yang bekerja kurang dari satu jam dalam satu minggu dan mencari pekerjaan disebut dengan
penganggur. Pengangguran merupakan masalah besar tidak hanya di negara berkembang
tetapi juga di negara-negara maju, namun demikian tingkat pengangguran di negara-negara
berkembang umumnya lebih tinggi dan lebih mencemaskan secara kualitatif. Tabel berikut
ini menunjukkan jumlah penganggur di Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan 2006.
Bab XIII Ketenagakerjaan
183
Tabel 13.1. Jumlah Penganggur Indonesia
Kategori
Ketenagakerjaan
1997
1999
2001
2003
2006
Penganggur
4.197.306
(4.68 %)
6.030.319
(6.36 %)
8.005.031
(8.10 %)
9.530.000
(9,53 %)
10.520.000
(10,53 %)
Sumber : Badan Pusat Statistik
Kondisi pengangguran di Indonesia cukup mencemaskan. Hal ini bisa kita lihat
dalam Tabel 14.3 di atas. Sejak tahun 1997 sampai 2003 secara mutlak menunjukkan jumlah
pengangguran yang terus meningkat. Bahkan pada tahun 2006 jumlah penggangguran sudah
lebih dari sepuluh juta orang atau 10,53 % dari angkatan kerja.
Dalam kaitannya dengan jumlah pengangguran, kita sering mendengar istilah tingkat
pengangguran. Tingkat pengangguran adalah perbandingan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Jumlah Penganggur
Tingkat Pengangguran
100%
Jumlah Angkatan Kerja
×
Pengangguran tidak hanya dialami oleh mereka yang berpendidikan rendah tetapi juga
mereka yang berpendidikan tinggi. Jumlah penganggur dari lulusan perguruan tinggi lebih
dari setengah juta orang.
Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu:
pengangguran struktural, friksional, musiman, dan siklikal.
a. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural merupakan pengangguran yang disebabkan oleh berubahnya
struktur ekonomi. Pengangguran struktural merupakan jenis pengangguran yang sering
terjadi di negara-negara berkembang. Pada umumnya negara-negara berkembang berupaya
mengembangkan sektor industri dalam proses pembangunan. Dalam peralihan struktur
ekonomi dari agraris ke industri tidak mudah untuk memindahkan tenaga kerja dari sektor
agraris ke sektor industri. Hal ini terjadi karena tidak mudah mempersiapkan pengetahuan
dan ketrampilan baru di bidang industri yang lebih padat modal dan padat teknologi. Dengan
kata lain para pencari kerja tidak mempunyai ketrampilan yang diminta pemberi kerja atau
tidak tinggal di daerah yang membutuhkan ketrampilannya.
b. Pengangguran Friksional
Ini merupakan pengangguran yang disebabkan oleh kesulitan temporer dalam
mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Kesulitan ini dapat berupa:
1) Kondisi geogra
fi
s
Kondisi geogra
fi
s yang sulit dijangkau karena medan yang bergunung-gunung atau
dipisahkan oleh lautan, dapat menyebabkan proses yang lama untuk mempertemukan
pencari kerja dan lowongan kerja.
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
184
2) Informasi yang tidak sempurna
Informasi lowongan kerja maupun informasi pencari kerja yang tidak lancar menghambat
terjadinya pertemuan permintaan dan penawaran jasa kerja. Permasalahan ini
membutuhkan peran serta pemerintah maupun perusahaan jasa pengerah tenaga kerja
dengan cara memberi informasi dan membantu proses penempatan tenaga kerja.
3) Proses perekrutan yang lama
Banyak perusahaan yang menggunakan sistem perekrutan yang memakan banyak
waktu sehingga pelamar kerja harus menunggu berbulan-bulan untuk menunggu proses
penempatan. Selama menunggu ini status pencari kerja tercatat sebagai penganggur bila
sebelumnya tidak bekerja.
c. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran karena pergantian musim. Penggangguran
musiman banyak menimpa sektor pertanian, ekstraktif, bahkan industri pengolahan. Dalam
bidang pertanian banyak sekali lahan-lahan tadah hujan yang tidak dapat ditanami pada
musim kemarau sehingga memaksa para petani untuk menganggur. Dalam bidang ekstraktif
misalnya penangkapan ikan di laut, pada saat musim angin umumnya para nelayan
menganggur menunggu musim angin reda. Dalam bidang industri, pengangguran ini terjadi
karena terkait dengan pasokan bahan baku dari sektor pertanian. Para pekerja pabrik gula
hanya bekerja pada saat musim giling. Namun dalam sensus penduduk di Indonesia golongan
ini tidak nampak karena dimasukkan dalam golongan bekerja.
d. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah
fl
uktuasi pengangguran yang disebabkan oleh siklus
bisnis. Pengangguran akan meningkat selama terjadi resesi ekonomi, tetapi akan menurun
ketika terjadi ekspansi.
Tugas 13.3
Diskusikan, faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan tingginya angka
pengangguran, dan bagaimana upaya untuk menguranginya ?
2. Produktivitas kerja rendah
Gambar 13.5
. Seorang pekerja di industri kecil sepatu. Produktivitasnya
ditentukan oleh banyak faktor (Sumber : Kompas 02/8/2006).
Bab XIII Ketenagakerjaan
185
Pada umumnya para karyawan perusahaan akan menghasilkan jumlah produk yang
berbeda antara satu karyawan dengan lainnya. Perbedaan jumlah produk antara satu
karyawan yang satu dengan karyawan yang lain merupakan petunjuk adanya perbedaan
produktivitas.
Konsep produktivitas dinya-takan dengan ouput per satuan
input. Misalnya produktivitas kerja seseorang adalah menghasilkan
cetakan 40 batu bata per jam. Di sini output atau hasil adalah 40
batu bata dan inputnya adalah tenaga kerja yang bekerja satu
jam.
Keprihatinan umum yang terjadi di negara-negara berkem-
bang adalah rendahnya produkti-vitas kerja. Produktivitas yang
rendah memang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kondisi
pekerja, sarana pendukung, dan kebijakan perusahaan dan
pemerint
a. Kondisi pekerja
Produktivitas pekerja sangat dipengaruhi kondisi dalam diri pekerja yang meliputi
pendidikan, latihan, motivasi kerja, sikap mental, dan
fi
sik. Pendidikan dan latihan memiliki
peran yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan
umumnya diperoleh secara formal. Sementara itu latihan lebih menekankan kepada
keterampilan-ketrampilan teknis.
Motivasi kerja, dan sikap mental merupakan masalah penting yang harus dijaga agar
mendukung kerja. Gaya kepemimpinan, pengupahan dan hubungan industrial secara
menyeluruh merupakan faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja dan sikap
mental.
b. Sarana pendukung
Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat
dikelompokkan pada dua golongan yaitu :
1) menyangkut lingkungan kerja,
termasuk teknologi dan cara
produksi, sarana dan peralatan
produksi yang digunakan,
tingkat keselamatan dan
kesehatan kerja serta suasana
dalam lingkungan kerja itu
sendiri;
2) menyangkut kesejahteraan
pekerja yang tercermin dalam
sistem pengupahan dan
jaminan sosial, serta jaminan
kelangsungan kerja.
Gambar 13.6
. Anak-anak ini
diharapkan dapat menjadi
tenaga kerja yang produktif
Gambar 13.7.
Sebuah barak penampungan buruh pabrik di
kawasan Jawa Barat. Pekerja tidak cukup diberi fasilitas yang
memadai (Sumber : John Pilger, ”The New Rulers of the World”)
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
186
Perbaikan-perbaikan di bidang pengupahan dan jaminan sosial dapat menumbuhkan
motivasi dan meningkatkan kemampuan
fi
sik karyawan. Adanya kepastian atas kelangsungan
pekerjaan dan penghasilan yang akan diperoleh hingga hari tua, merupakan daya pendorong
yang besar untuk peningkatan produktivitas kerja.
c. Kebijakan pemerintah dan perusahaan
Kebijakan Pemerintah dalam bentuk perundang-undangan dan hubungan industrial
yang merupakan hubungan antara pelaku-pelaku dalam industri, akan mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan. Selain pemerintah, kemampuan pimpinan perusahaan dalam
merencanakan, mengorganisasikan, menciptakan sistem pembagian kerja, dan pengawasan,
memberi pengaruh yang besar terhadap produktivitas tenaga kerja.
d. Upah rendah
Permasalahan tenaga kerja yang cukup memperihatinkan adalah rendahnya tingkat
upah. Upah rendah umumnya terjadi pada sektor-sektor pertanian, industri kecil, dan sektor-
sektor informal yang lain. Hal ini sering kali menjadi pemicu pemogokan buruh.
Upah seharusnya memiliki tiga fungsi yakni : (1) menjamin kehidupan yang layak
bagi pekerja dan keluarganya, (2) mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang, dan (3)
menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan produktivitas kerja.
Jika kita melihat data Upah Minimal Propinsi (UMP) dalam Tabel 14.2. kita bisa
memperkirakan bahwa upah sebesar UMP hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan
fi
sik
minimum saja.
Tabel 13.2. Upah Minimum Propinsi (UMP) 2007-2008 di beberapa Propinsi
PROPINSI
2007
2008
KENAIKAN
Nangroe Aceh
Darussalam
850.000
1.000.000
15.00%
Kalimantan Barat
560.000
645.000
13.18%
Bangka Belitung
720.000
813.000
11.44%
Riau
710.000
800.000
11.25%
DIY
500.000
586.000
10.81%
Maluku
635.000
705.000
9.93%
Sulawesi Selatan
673.200
740.520
9.09%
Jawa Barat
516.840
568.193
9.04%
DKI Jakarta
900.500
972.604
7.41%
Sumber : Harian ”Kontan” 27 November 2007
D. PERANAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI MASALAH
KETENAGAKERJAAN.
Permasalahan ketenagakerjaan sebenarnya merupakan permasalahan bangsa secara
menyeluruh dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Namun demikian, pemerintah
memiliki posisi strategis dan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas
permasalahan ketenagakerjaan. Oleh karena itu pemerintah perlu mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut dengan berbagai kebijakan. Kebijakan-kebijakan penting untuk itu
Bab XIII Ketenagakerjaan
187
adalah kebijakan di bidang pendidikan, perluasan lapangan kerja, kebijakan pengupahan,
dan pelayanan informasi kerja.
1. Kebijakan bidang pendidikan
Cara paling strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi pengangguran
yaitu dengan pendidikan dan latihan. Melalui pendidikan dan latihan diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan pekerja baik dari sisi pengetahuan, ketrampilan, maupun
sikap kerja yang baik. Bahkan melalui pendidikan dan latihan dapat dikembangkan sikap
berwirausaha yang sangat dibutuhkan dalam upaya penciptaan lapangan kerja sendiri.
2. Kebijakan perluasan lapangan pekerjaan
Dalam hal ini pemerintah dapat menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung
maupun secara tidak langsung. Cara langsung dilakukan oleh pemerintah dilakukan
dengan menciptakan kesempatan bekerja sebagai pegawai pemerintah atau pegawai negeri.
Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan menciptakan kondisi yang mendorong
terciptanya lapangan kerja baru. Hal ini bisa melalui berbagai kebijakan ekonomi yang sesuai,
misalnya kebijakan
fi
skal dan moneter.
Kebijakan
fi
skal adalah kebijakan ekonomi yang mendasarkan pada pengaturan anggaran
atau APBN dan APBD. Kebijakan
fi
skal dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru
yaitu melalui penyelenggaraan proyek-proyek pemerintah yang mapun menyerap lapangan
pekerjaan. Misalnya proyek pembuatan jalan, jembatan, dan lain-lain.
Kebijakan moneter yaitu kebijakan ekonomi yang mendasarkan pada pengelolaan jumlah
uang beredar. Kebijakan moneter yang dapat ditempuh untuk mengurangi pengangguran
misalnya kredit murah. Dengan kredit murah diharapkan meningkatkan investasi sehingga
lapangan pekerjaan bertambah.
3. Kebijakan pengupahan
Kebijakan pengupahan sangat dibutuhkan terutama untuk melindungi para pekerja
dari pemberian upah yang terlalu kecil. Upah yang rendah akan mempengaruhi tingkat
kesehatan, pendidikan, dan bahkan akan mempengaruhi produktivitas kerja. Mereka tidak
memiliki sarana lagi untuk pengembangan diri, tidak memiliki makanan yang cukup bergizi,
dan kondisi keluarga yang tidak harmonis. Maka pengupahan yang layak bukan hanya
kebutuhan pekerja tetapi juga kebutuhan para pengusaha.
Dalam hal ini pemerintah harus mendorong terciptanya sistem pengupahan yang baik.
Kebijakan penetapanan UMP merupakan usaha yang harus tetap dilakukan untuk memberi
batas upah terendah yang harus diberikan.
4. Pelayanan informasi kerja dan penempatan kerja
Informasi tentang kondisi pasar kerja tidak berjalan secara sempurna, hal ini berarti
banyak penganggur tidak mengerti kalau ada lowongan pekerjaan. Demikian juga para
pengusaha yang mencari tenaga kerja. Mereka tidak bisa mengetahui semua tenaga kerja
yang mencari pekerjaan. Oleh karena itu pemerintah harus berperan membantu pasar kerja
sebagai lembaga informasi bersama-sama dengan pihak swasta.
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
188
Latihan
A. Isilah titik titik di bawah ini
1. Dalam konteks penduduk dan ketenagakerjaan, Bu Nur Zuraida (ibu rumah tangga)
dan I Wayan Suwage, seorang siswa SMP di Karangasem Bali, adalah penduduk yang
termasuk dalam kelompok ....
2. Angkatan kerja mencakup orang-orang yang bekerja dan yang .....
3. Pengangguran yang banyak terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia
adalah ....
4. Tingkat pengangguran merupakanperbandingan antara jumlah pengangguran dan jumlah
....
5. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya pengangguran friksional adalah ....
B. Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar, dengan cara melingkari
huruf di depan alternatif jawaban yang tersedia.
1. Kredit murah diharapkan dapat meningkatkan investasi sehingga lapangan pekerjaan
bertambah. Ini adalah upaya pemerintah mengurangi pengangguran dengan jalan
kebijakan :
A. Fiskal
B. Moneter
C. Pengupahan
D. Kredit murah
2. Upah minimum regional (UMP) merupakan salah satu perwujudan dari kebijakan ....
A. Fiskal
B. Moneter
C. Pengupahan
D. Kredit murah
Rangkuman
Tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi utama dan istimewa. Tanpa tenaga
kerja manusia, proses produksi tidak akan berjalan sebagai mana mestinya atau bahkan
terhenti sama sekali. Di Negara kita terdapat tiga masalah ketenagakerjaan yang utama
yakni pengangguran, produktivitas rendah, dan upah rendah. Hal ini merupakan
tanggung jawab semua pihak. Namun demikian, pemerintah memiliki posisi strategis
dan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab. Oleh karena itu pemerintah
perlu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dengan berbagai kebijakan yaitu
kebijakan di bidang pendidikan, perluasan lapangan kerja, kebijakan pengupahan, dan
pelayanan informasi kerja.
Bab XIII Ketenagakerjaan
189
3. Salah satu fungsi upah adalah ....
A. Sebagai insentif bagi peningkatan produktivitas kerja.
B. Menjaga gengsi tenaga kerja
C. Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja
D. Meningkatkan ”harga” tenaga kerja
4. Kesulitan mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja dalam pengangguran
friksional bisa disebabkan oleh kondisi ....
A. Ekonomi
B. Demogra
fi
s
C. Topogra
fi
s
D. Geogra
fi
s
5. Pekerja pada sebuah lembaga pelayanan jasa pengetikan berhenti atau menganggur
karena komputer menggantikan mesin ketik. Ini adalah tipe pengangguran ....
A. Friksional
B. Siklikal
C. Musiman
D. Struktural
C. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan ringkas tetapi jelas.
1. Apakah yang dimaksud dengan tenaga kerja ?
2. Jelaskan permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi Indonesia saat ini.
3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya tingkat pengangguran yang cukup tinggi
di Indonesia ?
4. Dari berbagai kategori pengangguran menurut jenisnya, jenis yang manakah yang
merupakan pengangguran yang paling sulit mengatasinya ? (jawaban disertai alasan)
5. Batasan kerja yang kita miliki sangat longgar yaitu bekerja minimal satu jam selama satu
minggu. Mengapa batasan dibuat sangat longgar?
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
190
Refleksi
Bagaimana pendapatmu terhadap ungkapan berikut ini :
1. “orang menjadi miskin karena malas” dan
2. “orang menjadi miskin karena pemerintah tidak menyediakan lapangan
pekerjaan”.
Tuliskan pendapatmu tersebut sehingga menjadi sebuah karangan bebas di buku
catatanmu.